Karomah Syekh Najmuddin al-Kurdi: Dua Kisah Nyata yang Menggetarkan Hati
Karomah Syekh Najmuddin al-Kurdi: Dua Kisah Menakjubkan dari Wali Allah
Hari ini, saya diberi kesempatan langka untuk berziarah ke salah satu tempat suci para Sahabat Rasulullah ﷺ. Dalam suasana penuh keheningan dan keberkahan, saya dipertemukan dengan seorang tokoh mistik yang sangat dihormati di Beni Suef, Mesir. Usianya lebih dari tujuh puluh tahun, dan tak seorang pun meragukan bahwa beliau adalah salah satu wali Allah yang shaleh. Di antara napas doanya yang lembut, beliau berbagi dua kisah karomah dari seorang ulama besar—Syekh Najmuddin al-Kurdi, seorang syekh terhormat dari Al-Azhar dan pembimbing dalam tarekat Naqsyabandiyah.
Karomah Pertama: Doa yang Mengantar ke Keabadian
Sang wali bercerita bahwa ia pernah bersama Syekh Najmuddin di rumah seorang lelaki. Tuan rumah dengan tulus meminta doa, “Doakan aku, Tuan Najm.” Maka Syekh pun berdoa. Lelaki itu meminta lagi doa kedua, dan Syekh mendoakannya kembali. Ketika ia meminta doa ketiga, Syekh Najmuddin mendoakannya dengan doa husnul khatimah—penutupan yang baik.
Seketika, lelaki itu berseri-seri dan berkata, “Inilah doa yang aku tunggu-tunggu.”
Namun, Syekh Najmuddin menatapnya dan berkata dengan suara dalam, “Jangan kembali lagi besok ketika kau berada di dalam peti mati dan kami akan mengantarmu ke kuburan. Jangan kembali dan berputar-putar. Tetaplah berjalan seperti apa adanya hingga engkau masuk ke dalam kubur.”
Lelaki itu mengangguk dan menerima dengan penuh ketundukan. Dan benar saja, setelah fajar menyingsing, ia wafat. Jenazahnya dibungkus kain kafan, dan tanpa berpaling, tanpa bolak-balik, langsung dimakamkan—sebagaimana yang telah dikatakan sang Syekh. Sebuah karomah yang menandakan kedalaman ilmu dan kedekatan Syekh Najmuddin kepada Yang Maha Mengetahui.
Karomah Kedua: Melangkah di Udara, Menyebrang Tanpa Basah
Karomah kedua terjadi saat Syekh Najmuddin bersama sahabatnya hendak menyeberangi laut kecil dari satu desa ke desa lainnya. Mereka bersiap menaiki perahu. Namun, ketika Syekh ingin menginjakkan kaki ke perahu, sesuatu yang aneh terjadi.
“Aku tidak tahu bagaimana bisa,” kata sahabatnya, “Syekh Najmuddin justru meletakkan kakinya di udara, bukan di perahu.”
Lalu, tiba-tiba, beliau lenyap ke dalam laut. Semua orang panik. Namun, dalam sekejap, Syekh Najmuddin muncul kembali... dari ujung laut di seberang sana! Ia telah menyeberang lebih cepat dari perahu itu sendiri—dan yang lebih mencengangkan, pakaian beliau sama sekali tidak basah.
Sahabatnya bersumpah demi Allah bahwa ia menyaksikan peristiwa itu dengan mata kepala sendiri.
Refleksi dan Pesan Spiritual
Dua karomah ini bukan sekadar kisah untuk dikagumi, tapi juga untuk direnungkan. Kita hidup di zaman yang serba logis, tapi kisah-kisah seperti ini mengingatkan kita bahwa Allah masih menitipkan cahaya-Nya melalui para kekasih-Nya—orang-orang yang dekat dengan-Nya melalui dzikir, ilmu, dan keikhlasan yang murni.
Syekh Najmuddin al-Kurdi mengajarkan bahwa karomah sejati bukan soal keajaiban yang tampak di luar, melainkan kedekatan hati kepada Allah, kepasrahan yang sempurna, dan kebenaran dalam laku spiritual.
Semoga kisah ini memperkuat keimanan kita, membangkitkan kerinduan pada dunia para wali, dan menyalakan semangat untuk menapaki jalan kebaikan.
"Sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada rasa takut pada mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (QS. Yunus: 62)
Ini adalah teks aslinya yang diunggah di grup Tarekat Naqsyabandiyah FB pada 2 Maret 2021
Posting Komentar untuk "Karomah Syekh Najmuddin al-Kurdi: Dua Kisah Nyata yang Menggetarkan Hati"