Hikmah Khataman: Ketika Dzikir dan Doa Bertemu Karamah
FAIDAH MALAM INI
Dari pertanyaan-pertanyaan para peserta khataman malam ini, tersingkap beberapa faidah ruhaniyah yang begitu bernilai. Di antaranya adalah:
-
Terdapat hubungan yang sangat erat antara Tarekat Naqsyabandiyah dengan Akidah Asy’ariyah. Ketika seorang Syaikh menyatakan bahwa hatimu tengah berdzikir “Allaahhh”, maka pada saat itulah hendaknya engkau meyakini bahwa yang berdzikir itu adalah dzatmu kepada Dzat-Nya bukan sekadar lisan mengucap huruf-huruf A-L-L-A-H, namun ruh yang larut dalam penyebutan-Nya. Ini sesuai dengan kaidah agung dalam akidah Asy’ariyah: "Ismullah 'Ainul Musamma" Nama Allah adalah Dzat yang dinamai-Nya. Maka saat kau menyebut-Nya, yang hadir bukan suara, melainkan kehadiran-Nya.
-
Adapun shalat hajat yang diajarkan dan diamalkan oleh para masyayikh Tarekat Naqsyabandiyah adalah shalat malam 8 rakaat. Dalam tiap rakaat, dibaca surat Yasin secara utuh, atau surat Yasin dibagi menjadi delapan bagian untuk dibaca dalam tiap rakaat. Sebuah amalan yang mendalam, penuh cinta, dan kebergantungan total kepada Allah.
"There is a candle in your heart, ready to be kindled.
There is a void in your soul, ready to be filled.
You feel it, don’t you?"
— Jalaluddin Rumi
Sayyiduna Muhammad Ar-Ra'ie,
makamnya terletak tidak jauh dari maqam Sidi Ibnu Athaillah As-Sakandari seorang wali mastur yang dikenal sangat mustajab doanya. Dahulu, beliau adalah seorang konglomerat. Namun pada akhirnya, beliau meninggalkan seluruh harta dan kemewahan dunia. Beliau memilih tajarrud hidup sederhana dan zuhud tinggal di sebuah kamar kecil di kawasan Dhalem Shoubra.
Dari karamah beliau, salah satunya adalah mampu berkomunikasi dengan hewan. Beliau memberi instruksi kepada seekor kucing, dan kucing itu pun kembali membawa laporan pelaksanaan tugasnya. Di antara kucing-kucing yang kerap menemaninya, ada yang tingginya sepinggang orang Mesir dewasa. Datang dan pergi seperti jailangkung tak diketahui dari arah mana datang dan ke mana perginya. Namun setelah beliau wafat, kucing-kucing itu lenyap seketika, seolah turut mengiringi ruh beliau menuju keabadian.
Semoga kisah ini menjadi pelembut hati dan pembuka rasa, bahwa dunia bukanlah tempat tinggal, tapi hanya tempat singgah. Dan bahwa cinta sejati selalu mencari pemilik keabadian.
Posting Komentar untuk "Hikmah Khataman: Ketika Dzikir dan Doa Bertemu Karamah"