Suatu hari, aku bertemu dengan seorang lelaki shaleh yang mukanya senantiasa bercahaya. Ia dikenal sering bermimpi berjumpa dengan Baginda Rasulullah ﷺ. Dengan penuh takzim, aku memohon padanya,
"Wahai tuan yang dicintai Allah, ceritakanlah kepadaku satu saja dari mimpi indahmu ketika engkau bertemu dengan Rasulullah."
Ia terdiam sejenak, lalu menjawab dengan suara yang nyaris bergetar:
"Baiklah, akan kuceritakan satu… satu yang tak pernah bisa kulupakan seumur hidupku."
Dalam mimpi itu, ia melihat Baginda Nabi ﷺ berdiri dengan senyum penuh kasih. Ia pun bertanya,
"Wahai Rasulullah, mengapa aku sering bermimpi bertemu denganmu? Amal apa yang telah aku lakukan sehingga Allah memberiku karunia ini?"
Nabi ﷺ menjawab dengan kelembutan yang menusuk kalbu,
"Wahai anakku, engkau tidak memiliki amal apa pun yang luar biasa."
Ia pun terdiam, hatinya gemetar. Dengan suara lirih ia bertanya lagi,
"Lalu, karena apakah aku sering mendapat mimpi penuh berkah ini?"
Rasulullah ﷺ tersenyum dan bersabda,
"Karena doa ibumu."
"Ibumu selalu bangun malam, bersimpuh dalam sepi sepertiga malam, lalu ia berdoa dengan air mata yang tak terlihat oleh siapa pun: ‘Ya Allah, berilah anakku kenikmatan untuk dapat berjumpa dengan Baginda Nabi dalam mimpinya.’ Dan doa itu, naik ke langit dengan cinta yang begitu tulus, hingga Allah menerimanya, dan mengabulkan permohonannya."
Lelaki itu pun terisak dalam mimpinya. Ia sadar, betapa nikmat agung yang ia rasakan bukan karena dirinya, tetapi karena cinta ibunya yang tulus, yang senyap, yang tak pernah diminta balasan.
"Lalu, wahai saudaraku," sang perawi bertanya padaku saat menutup kisahnya,
"apa yang telah engkau persembahkan untuk ibumu? Untuk ayahmu? Apa yang telah kau hadiahkan dari malammu, dari doamu, dari hatimu?"
Karena sungguh, di balik doa seorang ibu, tersimpan kekuatan langit yang tak terlihat oleh dunia—tetapi mampu mengguncang takdir dan membuka pintu-pintu langit.
“Apapun yang kamu lihat di dunia ini, semuanya adalah bayangan dari kasih ibu.
Dan doa yang paling dahsyat, adalah yang keluar dari air matanya.”
—Jalaluddin Rumi
“Ada tangan yang selalu terangkat di malam gelap, tak dikenal dunia, tapi dikenal oleh Tuhan.
Itulah tangan ibu yang mendoakanmu, bahkan ketika engkau tak memintanya.”
—Jalaluddin Rumi
Kini tanyakan pada hatimu sendiri:
Sudahkah kau pulang dalam doa?
Sudahkah kau sebut nama ibumu di sujud panjangmu?
Sudahkah kau berterima kasih dengan sungguh?
Karena bisa jadi, semua kebaikan yang kita rasakan hari ini...
bukan karena kita hebat
tetapi karena ada seorang ibu, yang diam-diam
berdoa untuk kita di malam yang sunyi.
Posting Komentar untuk "Doa Seorang Ibu, Mimpi yang Membawa Cinta"