Mengungkap Fitnah Khalq al-Qur’an: Keteladanan Imam Ahmad bin Hanbal dalam Menjaga Aqidah

 


Sikap Teguh Imam Ahmad bin Hanbal dalam Fitnah Khalq al-Qur’an

    Di tengah gelombang fitnah dan ancaman yang besar, Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah tetap teguh menyuarakan kebenaran. Pada masa itu, Khalifah Al-Ma’mun memaksakan keyakinan bahwa Al-Qur’an adalah makhluk. Ia menguji para ulama dengan pertanyaan seputar hal ini, dan siapa pun yang tidak menyetujuinya diancam dengan penjara, bahkan dibunuh.

    Sebagian besar ulama ketika itu berpendapat bahwa situasi mereka termasuk dalam kondisi darurat (ikrah), yang membolehkan mereka untuk memilih sikap-sikap yang tampak menyetujui agar selamat dari bahaya. Dalam hal ini, sikap para ulama terbagi:

    1. Sebagian ulama berpendapat bahwa mereka dalam keadaan terpaksa, dan dalam Islam, seseorang yang terpaksa boleh mengucapkan kata-kata kekufuran selama hatinya tetap mantap dalam keimanan. Hal ini berdasarkan firman Allah dalam Surah An-Nahl:

 "Kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam keimanan…" (QS. An-Nahl: 106)

    2. Sebagian lainnya memilih jalan retorika (ta’wil atau kinayah). Mereka menjawab dengan ucapan seperti, “Al-Qur’an, Taurat, Injil, dan Zabur semuanya makhluk,” sambil menunjuk ke jari-jari mereka. Yang mereka maksud dengan "makhluk" bukanlah kitab-kitab suci itu sendiri, melainkan jari-jemari yang mereka tunjuk. Dengan begitu, mereka bisa selamat secara lahiriah, tanpa secara nyata menyimpang dari keyakinan yang benar.



    Namun, sikap Imam Ahmad bin Hanbal berbeda. Ia bersama Muhammad bin Nuh rahimahumallah memilih untuk tetap menyatakan dengan tegas.

 “Al-Qur’an adalah kalamullah, diturunkan, dan bukan makhluk.”



    Mereka berdua tidak memandang bahwa keterpaksaan dalam masalah ini membolehkan ucapan yang menyelisihi kebenaran. Sebab, menurut mereka, keadaan yang sedang dihadapi bukanlah kondisi biasa, melainkan keadaan jihad, yaitu mempertahankan prinsip dan aqidah umat dari penyimpangan yang dilembagakan oleh penguasa. Bagi Imam Ahmad, diam atau menyembunyikan kebenaran dalam kondisi seperti itu justru akan membuka pintu kerusakan yang lebih besar terhadap agama.


Posting Komentar untuk "Mengungkap Fitnah Khalq al-Qur’an: Keteladanan Imam Ahmad bin Hanbal dalam Menjaga Aqidah"