Senja, Sahabat, dan Perjalanan yang Tertinggal
![]() |
Mukalla-Yaman |
Jam 4:30 waktu Yaman bagian selatan, aku berdiri di balik pagar balkon asrama yang menghadap ke barat. Kupandangi pesona matahari terbenam di kaki barat yang memancarkan semburat cahaya jingga kemerahan, menghiasi keindahan langit. Burung gagak terbang beriringan satu sama lain, hendak pulang ke tempat asalnya, menambahkan keindahan eksotis di atas langit berwarna jingga.
Keindahan matahari terbenam di kaki barat mempesona setiap orang yang memandang ciptaan Tuhan ini. Inilah yang dinamakan senja-senja di langit Mukalla. Mungkin keindahannya yang begitu memukau hanyalah untuk orang lain, tetapi tidak untuk diriku sendiri. Setiap melihat senja di ufuk barat, aku teringat dengan momen keindahan bersama sahabat-sahabatku, yang bersama-sama berjuang di sini untuk mencari ilmu. Hingga menjelang suara merdu yang berkumandang dari corong-corong kubah masjid, membuyarkan lamunan kami, memanggil kami untuk segera bergegas menunaikan ibadah. Namun kini, semua kenangan indah itu begitu cepat sirna, meninggalkan aku sendiri yang hanya bisa melihat keindahan senja dari balik pagar balkon.
Sahabat-sahabatku yang selama ini menemani, kini telah pergi. Dari 60 orang yang berangkat bersama, delapan orang telah pulang lebih dulu sebelum waktunya, sebelum genap satu tahun berada di sini. Senja, keindahanmu seakan hanya ilusi semata, pesona jinggamu hanya sementara, dan dalam sekejap kau pergi. Keindahanmu telah merenggut satu per satu teman-temanku, menyisakan aku sendiri untuk mengadu nasib selama lima tahun ke depan. Kini, senja yang dulu memberi kebahagiaan, kini hanya menyisakan luka dan kenangan yang sulit kulupakan.
"Hatiku terbakar oleh kenangan,
Seperti lilin yang meneteskan air matanya,
Kusandarkan rinduku pada angin malam,
Namun ia membawa pesan yang hampa."
Dan teruntuk teman-temanku,
Dimana kalian yang dulu pernah berjanji untuk saling bersama? Belajar bersama, saling bahu-membahu, bahkan pernah berjanji untuk pulang bersama setelah wisuda kelak, setelah menghadapi semua ujian di sini. Kenapa kalian begitu cepat memutuskan perjanjian itu? Kenapa tega meninggalkanku yang kini berjuang sendirian, tanpa dorongan semangat dan canda tawa kalian? Bagiku, ini terasa begitu berat tanpa kalian, sobat.
"Teman adalah seribu orang yang datang saat kau bahagia.
Pacar adalah satu orang yang membuatmu lupa akan seribu orang.
Tetapi sahabat, adalah satu orang yang tetap ada saat seribu satu orang melupakanmu."
Sahabat itu seperti bintang, tak selalu terlihat, tetapi selalu ada. Setangkai bunga mawar bisa menjadi temanku, tetapi seorang sahabat bisa menjadi duniaku. Itulah makna sejati dari persahabatan.
"Renungkanlah setiap detik penuh makna,
Setiap menit yang diiringi canda tawa.
Kini waktu telah memisahkan kita,
Namun hatiku tetap menyimpan kenangan kita bersama."
Dari lubuk hatiku yang terdalam, aku ingin mengucapkan terima kasih karena telah menjadi sahabat
terbaikku. Semoga perjalananmu mewujudkan mimpi baru akan tercapai.
Posting Komentar untuk "Senja, Sahabat, dan Perjalanan yang Tertinggal"